Uniknya Suku Sasak dari Dusun Sade

Sade Village
Rasanya belum lengkap jika berpergian ke Pulau Lombok belum mengunjungi kampung suku Sasak atau yang biasanya di sebut dengan "Sade Village" yang terletak tak jauh dari Bandar Udara Internasional Lombok - Praya. Kampung sasak atau Sade Village terletak di Desa Rimbitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah yang lokasinya cukup strategis untuk di jangkau karena terletak di tepi jalan.

Di tepi jalan terdapat semacam gapura besar yang tertulis "WELCOME TO SASAK VILLAGE SADE REMBITAN LOMBOK" yang menandakan bahwa kita telah memasuki kampung dengan suasana Tradisional. 
Tak jauh dari sana beberapa pemuda pemandu berdiri menyambut
"Assalammualaiku, mau berkunjung ke Sade mbak? Kata seorang tour guide, seraya menunjuk ke seberang jalan.
"Mari saya Antarkan dia tersenyum, ramah" dan kami pun memasuki Sade.
Kampung Sade merupakan salah satu kampung yang dihuni suku Sasak, salah satu suku asli di Pulau Lombok yang masih menjaga tradisi Suku Sasak hingga sekarang. Dari sisi bangunan rumah, adat istiadat, dan budaya hingga sekarang masih terjaga.

yang terunik dari kampung sade yaitu rumah yang dibangun dengan bahan tanah lihat yang telah dicampur kotoran kerbau yang katanya dapat menyerap debu, selain itu jika musim panas tidak banyak nyamuk kata salah satu tour guide yang menjadi pandangan di sebuah dusun Sade, Penduduk dusun ini menjalani aktivitas sehari-hari dengan memegang teguh tradisi yang masih mengakar dari para leluhurnya.


Mengitari Dusun Sade tidak memakan waktu yang lama karena memiliki luas kurang lebih 1 hektare. kali ini saya tidak sendirian saya bersama ade sepupu (anak dari adek kandung ibuk saya)

melihat rumah yang beratap alang-alang yang menjadi ciri khas Suku Sasak tentu menjadi pemandangan yang menarik. atap rumah yang dibuat miring memang di sengaja agar para tamu yang mengunjungi rumah harus menundukkan kepala sebagai penghormatan kepada sang pemilik rumah.Sedangkan di dalam rumah, hanya ada satu ruang dengan tiang penyangga tepat di tengah. Tak ada jendela. cuman ada sedikit cahaya matahari yang berhasil menembus bilik bilik. Beberapa peralatan rumah tangga diletakkan sekenanya di lantai dan papan yang dipasang di dinding bilik. Dapur dan kamar mandi berada di luar. Listrik memang telah masuk desa ini, namun sepertinya mereka hanya menggunakan sekenanya. untuk peralatan elektronik lainya seperti televisi, radio dan lain-lain.  

selain itu memiliki tradisi unik yang dimiliki Suku Sasak yaitu kawin lari. lucunya lagi suku Sasak mempunyai budaya tersendiri dalam mencari cinta karena tidak ada tradisi pacaran yang mereka lalui terlebih dahulu. konon ketika di desa sedang dirayakan sebuah acara, maka para gadis akan bertugas membantu urusan dapur misalnya memasak. Nah disinilah kesempatan para jejaka untuk mengincar gadis yang ia sukai dan jika sudah menentukan pilihan maka gadis itu akan disenternya sebagai penanda yang ia suka setelah itu, sang lelaki akan mulai melakukan pendekatan dengan mendatangi rumah si gadis di malam hari "sudah biasa bagi gadis di sini yang mempunyai empat atau lima teman lelaki dalam waktu bersama dan itu juga terang-terangan kata salah satu tour guide. 

Disinilah time management si gadis harus dimainkan karena sang gadis tidak boleh menolak kunjungan si pria. jadi jika si gadis sedang di apelin cowok pertama lalu datanlah cowok ke dua walaupun baru beberapa menit si cowok pertama harus meninggalkan rumah si wanita karena waktu mereka telah habis. begitu seterusnya hingga batas waktu kunjungan terakhir yakni pukul 10 malam.

setelah sang gadis menentukan pilihan, lalu kedua sejoli yang telah dimabuk cinta ini sepakat untuk membawa hubungan mereka ke tingkat yang lebih jauh dan mulailah dengan Tradisi ini, Pihak pria membawa lari wanita yang disukainya. ini dilakukan tanpa diketahui oleh orang tua si wanita. pelarian yang dilakukan biasanya berlangsung selama dua minggu. Aksi penculikan ini tidak boleh diketahui oleh keluarga wanita jika tidak mereka bisa menjadi sangat marah hingga memukul si Pria. setelah itu, orang tua wanita akan menebus untuk membicarakan kelanjutan hubungan ke jenjang yang lebih serius. pernikahan di Dusun Sade biasanya dilakukan di seputaran lingkungan dusun.


perkawinan antar sepupu atau saudara diharuskan membayar denda yang nilainya cukup besar untuk kalangan masyarakat dusun. ketika nanti sudah berumah tangga, kain tenun yang dibuat oleh si wanita digunakan sebagai alas atau selimut ketika malam pertama. selain itu, kebanyakan profesi utama sang suami di dusun Sade adalah petani padi Gogo Ranca, padi khas Lombok yang berukuran lebih besar dari biasanya. Hasil dari panen ini hanya dapat dinikmati dua kali dalam setahun sehingga tidak ada stok berlebih untuk dijual. maka dari itu wanita harus bisa menenun buat menambah penghasilan dari suami. dan dengan adanya wisatawan yang banyak berkunjung, hampir setiap rumah di kampung sade menjanjikan oleh-oleh khas Lombok Mulai dari tenun kaos, gantungan kunci, patung dan berbagai pernak-pernik khas Lombok.


selain itu keunikan dari Dusun Sade yaitu saluran air yang tersedia melalui sumur-sumur tradisional. Rumah-rumah dibangun dengan bahan-bahan alam yang terdapat di sekitar kampung. salah satu bangunan yang menonjol yang menjadi ikon di sini adalah bangunan lumbung padi yang sangat khas. Lumbung padi di buat untuk menampung hasil panen dari para penduduk kampung. dengan adanya lumpung padi yang dikelola bersama maka tidak ada kekhawatiran kelaparan. 

Di tengah-tengah Dusun Sade terdapat masjid yang sangat unik yang bangunannya juga dibuat sangat Tradisional. seluruh warga suku Sasak memang beragama Islam. Namun demikian, pengaruh Hindu Budha dan animisme di beberapa tempat dan bagian karena pertemuan budaya dengan Bali pada zaman dahulu. 

Di dalam rumah ini satu keluarga akan tidur terpisah. Wanita di dalam dan pria akan tidur di luar. Terlebih lagi jika satu keluarga tersebut belum dikaruniai anak lelaki, maka mereka akan terus mencoba peruntungan karena anak laki-laki sangat penting untuk meneruskan garis keluarga. dan jika anak perempuan dalam keluarga tersebut telah beranjak remaja, maka akan dibuat sekat pemisah di dalam rumah. anak perempuan di desa ini juga telah diajari ilmu tenun turun menurun sejak kecilkarena skill ini merupakan syarat mutlak sebelum nikah. 

Desa yang berlokasi di kabupaten Lombok Tengah ini dihuni kurang lebih 150 orang, menurut salah satu thour guide, leluhur mereka adalah perantau dari tanah Jawa Maka dari itu bahasa Sasak dan Jawa itu ada mirip-miripnya. 

oh iya, sesambil mengitari dusun Sade kita dikejutkan dengan salah satu Pohon yang biasa disebut dengan "Pohon Cinta". karena pohon ini menjadi saksi pertemuan muda-mudi yang pas untuk bertemu. karena posisi pohon ini kalau malam sepi karena tepat di belakang rumah jadi jarang untuk dilewati.

Salah satu thour guide mengatakan bahwa di pohon inilah para muda-mudi yang kasmaran akan berjanji untuk bertemu dan melakukan kawin lari. Pertemuan mereka nantinya akan diatur oleh mak comblang. Tugas dari mak comblang tidak hanya mempertemukan pasangan saja. dia juga bertugas memantau kondisi rumah si perempuan. karena mak coblang harus handal dan jeli memantau rumah dan mengode si perempuan saat buat janji. dia akan melihat apakah si perempuan ada di rumah, ada orang tuanya, atau ada lelaki yang sedang bertamu? karena di dusun Sade suka berebut perempuan apalagi ceweknya cantik 

Pohon Cinta saat ditanya ini pohon apa? ternyata ini adalah pohon nangka yang telah mati. Namun karena sering dijadikan titik pertemuan, maka disebutlah pohon cinta. Nah, jika traveler datang ke Kampung Sasak Dusun Sade, jangan lewatkan Gang Cinta dan Pohon Cinta ini ya. Siapa tahu bisa mendapatkan cinta di sini.



Post a Comment

0 Comments